Sebuah Renungan : Belum mampu membahagiakan orang tua

Sebuah Renungan : Belum mampu membahagiakan orang tua
Sebuah Renungan : Belum mampu membahagiakan orang tua

Ayah dan Ibu, Aku ingin mengatakan kepada kalian bahwa anakmu kini sudah mulai beranjak dewasa. Namun ada hal yang belum bisa aku berikan untuk kalian berdua, hal yang dulu aku janjikan, dan entah sekarang aku ragu untuk bisa mewujudkannya atau tidak. Akan tetapi aku terus berusaha dan berjuang agar apa yang ingin aku berikan kepada ayah dan ibu bisa terjadi dan membuat kalian berdua bangga mempunyai anak sepertiku.

Ingin Rasanya Ayah dan Ibu berhenti bekerja, duduk dengan tenang sembari melakukan hal kecil. Hingga saatnya aku pulang ke rumah, kan kudapati senyuman hangat dari kalian berdua untuk obat lelahku.

Akan tetapi, apa dayaku yang hingga kini masih berjuang untuk kalian. Hidup di dunia yang nyata selepas perjuanganku dibangku kuliah tak semudah yang aku harapkan. Dulu aku berangan-angan untuk mendapatkan posisi terbaik dalam bekerja dan gaji yang setinggi-tingginya. Tapi kenyataan selalu menampar muka jika aku membayangkan hal semacam itu sekarang.

Dulu aku pernah berkata bahwa ketika nanti aku sudah bekerja, aku akan mengajak ayah dan ibu kemana saja, membelikan setidaknya makanan di sebuah restoran, sampai merencanakan masa depan yang bahkan aku sendiri pun tidak tahu kapan bisa terjadi. Senyum kalian juga masih sama ketika kenyataan yang aku terima belum bisa membahagiakan kalian berdua, kenyataan dimana gajiku saat ini hanya cukup untuk diriku sendiri.

Sama seperti dulu, aku pun berjanji akan membelikan ini dan itu suatu saat kelak. Membuat kalian percaya dengan usahaku yang ku mulai saat ini. Itupun dengan harapan yang besar agar aku berhasil kedepannya. Namun selalu saja sama, untuk saat ini aku hanya bisa memberikan janji untuk berusaha lebih keras lagi.

Senyuman yang masih sama dengan berjuta harapan dan doa, menunggu kapan tiba saatnya anakmu ini berhasil. Bukan karena ayah dan ibu ingin mendapatkan semua janji yang aku berikan. Namun lebih kepada rasa bangga yang telah anakmu torehkan bila suatu saat nanti aku bisa menjadi seseorang yang berhasil.

Dan bila nanti saatnya tiba, ayah dan ibu tinggal duduk dan menikmati apa yang sudah aku usahakan selama itu. Perjuangan yang tanpa adanya kalian aku bukan siapa-siapa, usaha yang karena ayah dan ibu selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik untukku.


Meskipun tidak sepadan dengan apa yang kalian lakukan dari mulai aku belum mengerti tentang dunia, hingga aku berjuang demi hidupku sendiri. Selama aku masih masih bisa aku akan tetap berusaha, untuk rasa terima kasih dan rasa syukurku karena telah mengenal kalian berdua sebagai malaikat yang dikirimkan Tuhan untukku. Ayah dan Ibu.


Semoga Bermangfaat

0 Response to "Sebuah Renungan : Belum mampu membahagiakan orang tua"

Posting Komentar